Sinopsis Film Civil War
Sinopsis Film Civil War - Tidak jauh di masa depan, Amerika Serikat terjebak dalam Perang Saudara Kedua. Texas dan California telah memisahkan diri dan membentuk milisi mereka sendiri, sementara Florida juga membentuk aliansi terpisah. Presiden yang sudah menjabat selama tiga periode memberikan pidato tentang kekalahan besar yang dialami oleh pasukan pemberontak. Pidato Presiden tersebut ini disaksikan oleh salah seorang jurnalis foto, Lee Smith, yang sedang berada di jendela kamar hotelnya di New York City. Tiba-tiba, sebuah ledakan bom mengguncang kota.
Keesokan harinya, Lee dan temannya Joel pergi ke pusat kota yang dipenuhi dengan demonstrasi. Di tengah kerumunan, seorang jurnalis muda bernama Jessie Cullen terluka di wajahnya. Lee segera membantu Jessie dan memberinya rompi sebagai tanda pengenal.
Tak lama kemudian, Lee melihat seorang wanita berlari ke arah kerumunan sambil membawa bendera Amerika Serikat. Lee cepat-cepat mencari tempat berlindung bersama Jessie setelah menyadari bahwa wanita itu berniat meledakkan bom bunuh diri. Setelah ledakan, Lee dan Jessie mulai mengambil foto-foto situasi pasca kejadian.
Pada malam harinya, Lee dan Joel bertemu dengan mentor mereka, Sammy, di sebuah pesta untuk jurnalis. Mereka merencanakan perjalanan melewati zona perang menuju Washington DC untuk mewawancarai Presiden, meskipun Presiden menganggap media sebagai musuh. Sammy yang sudah berusia lanjut tetap ingin ikut mereka ke garis depan di Charlottesville, Virginia. Jessie yang mendengar rencana itu mendekati Lee, menganggapnya sebagai panutan, dan ingin mendokumentasikan perang secara langsung.
Baca Juga : Sinopsis Film Escape Plan II
Hari berikutnya, Lee melihat Jessie ikut dalam perjalanan mereka. Lee dan Joel sedikit kesal dan tidak setuju dengan kehadirannya. Namun, Joel berhasil meyakinkan Lee bahwa itu tidak akan menjadi masalah.
![]() |
Sinopsis Film Civil War |
Selama perjalanan, mereka berhenti untuk mengisi bahan bakar dengan uang Kanada. Seorang penjaga bersenjata membawa Jessie pergi, diikuti oleh Lee. Ternyata, Jessie dibawa untuk melihat dua penjarah yang digantung dan disiksa. Penjaga itu memberi Lee dan Jessie pilihan untuk memerintahkan eksekusi mereka. perminta Lee yaitu agar dia bisa berpose di samping penjarah sebelum mereka dieksekusi. Saat kembali ke mobil, Jessie mengeluh karena belum mendapatkan satu foto pun.
Perjalanan mereka berlanjut.Agar bisa memotret heli kopter yang jatuh oleh jessie, lee memutuskan untuk berhenti di pusat perbelanjaan yang terbengkalai. Jessie meminta maaf kepada Lee jika kehadirannya merepotkan, tetapi Lee tidak mempermasalahkannya. pada Malam hari, mereka duduk bersama sama menyaksikan baku tembak di kejauhan yang menerangi langit.
Mereka melanjutkan perjalanan dan harus melewati daerah berbahaya yang rawan penembak jitu. Mereka harus sangat hati-hati agar tetap selamat sambil mendapatkan foto yang bagus. Di depan mata mereka, beberapa orang tertembak. Kelompok tersebut mengikuti milisi sekutu ke atas gedung dimana tempat penembak jitu itu sedang berada. Mereka berhasil melumpuhkan penembak jitu dan menangkap anak buahnya.
Akhirnya, mereka tiba di sebuah kamp pengungsi. Saat bersantai sambil makan, Lee dan Jessie semakin akrab. Jessie mencetak foto-foto yang dipotretnya saat melewati zona penembak jitu. Jessie membahas awal karir Lee yang berhasil mendapatkan foto ikonik dari pembantaian sekelompok aktivis anti-fasis (Antifa). Lee memuji hasil kerja Jessie. Malam harinya tiba dan mereka habiskan dengan suasana yang menyenangkan.
Keesokan harinya, mereka berhenti di sebuah kota yang tampak tidak terpengaruh oleh perang saudara. Kehidupan masyarakat di sana terlihat tenang dan damai. Mereka mampir ke sebuah toko untuk mengganti pakaian. Joel bertanya kepada pemilik toko apakah mereka mengetahui tentang perang saudara yang sedang berlangsung, namun wanita itu menjawab bahwa kota ini memilih untuk tidak peduli.
Setelah itu, mereka melanjutkan perjalanan dan melihat sebuah mobil melaju kencang mendekati mereka. Ternyata, di dalam mobil itu ada teman reporter Joel dari Hong Kong, Tony dan Bohai. Tony melompat masuk ke dalam van mereka untuk bersenang-senang, sementara Jessie juga ikut bergabung ke mobil Tony bersama Bohai. Setelah bersenang-senang, Tony dan Bohai berangkat lebih dulu.
Saat Mereka melanjutkan perjalanannya mereka melihat mobil Tony dan Bohai berhenti dengan pintu belakang terbuka. Tiba-tiba, mereka dihadang oleh sekelompok tentara Loyalis yang selama ini membunuh orang-orang yang lewat. Pemimpin kelompok tersebut menembak Bohai, membuat semua orang ketakutan.
Joel mencoba bernegosiasi dengan menyatakan bahwa mereka adalah orang Amerika. Namun, ketika pemimpin kelompok itu mengetahui bahwa Tony berasal dari Hong Kong, dia juga ditembak. Suasana semakin kacau. Sammy menyalakan mobilnya dan menabrak pemimpin kelompok serta salah satu anak buahnya. Lee, Joel, dan Jessie segera kembali ke mobil. Seorang anak buah yang tersisa menembaki mereka saat mereka melarikan diri.
Mereka berhasil meloloskan diri. Jessie muntah di belakang sementara Sammy memberi tahu Lee dan Joel bahwa dia tidak bisa melanjutkan menyetir karena terkena tembakan. Joel mengambil alih kemudi dan mengemudikan mereka hingga tiba di sebuah pangkalan militer Pasukan Barat di Charlottesville setelah melewati hutan yang terbakar.
Sayangnya, ketika mereka tiba di pangkalan, Sammy sudah tewas karena luka tembak yang dideritanya. Di sana, mereka bertemu dengan seorang jurnalis Inggris bernama Anya. Terdengar kabar bahwa beberapa jenderal Loyalis telah menyerah. Mendengar berita itu, semua yang telah mereka lalui, termasuk kehilangan Sammy, terasa sangat sia-sia.
Baca Juga : Sinopsis Film John Wick Chapter 4
Lee, Joel, dan Jessie bergabung dengan Pasukan Barat untuk menuju Washington dengan tujuan menyerbu Gedung Putih dan menangkap Presiden. Saat memasuki zona perang, Jessie sangat antusias untuk mengambil foto, sementara Lee masih terpengaruh oleh peristiwa yang baru saja terjadi.
Para jurnalis mencari perlindungan saat tank-tank Pasukan Barat menghancurkan sisa-sisa tentara Loyalis sebelum menuju Gedung Putih yang dijaga ketat. Dinas rahasia Presiden tampak bersiap untuk menyelamatkan Presiden, tetapi tentara Pasukan Barat yakin itu hanya sebuah taktik.